popular Post

Wisata Kuliner di Yogyakarta

Gudeg, seseorang yang mendengar kata gudeg mungkin langsung berpikiran tentang makanan atau pun sebuah kota. Ya, banyak orang pasti b...

Wednesday, February 17, 2016

Definisi Tsunami

A.  Apa itu Tsunami 

Tsunami berasal dari bahasa Jepang yang berarti "gelombang pelabuhan". Istilah ini pada mulanya digunakan oleh nelayan Jepang yang kembali dari melaut dan menemukan pelabuhan telah rusak akibat dihantam gelombang. Istilah Tsunami kemudian populer untuk menyebutkan gelombang raksasa yang bergerak cepat dan tiba-tiba, yang diakibatkan oleh pergeseran bumi di dasar laut. 

Tsunami biasanya disebabkan oleh gempa bumi dahsyat yang terjadi di dasar laut. Ketika lempeng dasar laut bergerak, berpindah, atau berguncang ke atas dan ke bawah, pergerakan ini menimbulkan gempa bumi di bawah air laut yang sekaligus menggerakan air laut dan menimbulkan gelombang Tsunami yang bergerak sangat cepat dan jatuh.




Gempa atau letusan gunung berapi yang terjadi di bawah laut mengakibatkanterjadinya gerakan kerak bumi ke atas dan ke bawah dan kemudian menyebabkan dasar laut naik dan turun secara tiba-tiba. Pergerakan naik dan turun dasar laut ini seterusnya menggerakkan air laut, menciptakan pergerakan gelombang yang kuat dan ketika gelombang ini sampai di pantai atau daratan, kecepatannya melambat dan tumbuh menjadi tembok air yang tinggi.


B. Tanda-tanda akan terjadinya Tsunami :

1. Terdapat getaran yang kuat yang dapat dirasakan di sekitar pantai yang disebabkan oleh gempa bawah laut  
2. Setelah getaran mereda air laut di pantai surut secara tiba-tiba dan terlihat seakan tersedot hingga beberapa kilometer, ini pertanda gelombang besar akan menyusul.




3. Tsunami datang kurang lebih 15 menit setelah gempa atau getaran terjadi.
4. Gelombang yang pertama datang selalu tidak terlalu besar, tapi ombak atau gelombang yang datang berikutnya adalah yang berbahaya dan dahsyat, artinya gelombang tsunami makin lama makin besar kekuatan dan ukurannya.















5. Perhatikan tingkah laku hewan, mereka terlihat bertingkah aneh, hewan dapat merasakan tanda-tanda bahaya yang tidak dapat dirasakan oleh manusia.

C. Mengatasi Tsunami

1. Mengetahui daerah rawan Tsunami


Semua daerah pantai mungkin sangat rawan terjadi Tsunami, bahkan yang berjarak ribuan kilometer dari pusat terjadinya Tsunami sekalipun, ini karena Tsunami bergerak dari satu sisi ke sisi lainnya.
Kendati begitu, kepulauan pasifik lah yang sangat berpotensi untuk terjadi Tsunami karena merupakan lokasi yang rentan terjadi gempa berskala besar. Wilayah tersebut yaitu meliputi daerah yang membentang dari Selandia Baru, Asia Timur, pantai-pantai barat dan daerah Aleutia dan Amerika sepanjang jalan menuju kepulauan Shetland Selatan.  Di Indonesia daerah rawan tersebut meliputi pantai barat Sumatera, Pantai Selatan Jawa, Nusa Tenggara, Maluku dan Pantai Utara Papua.

2. Mengetahui tindakan Persiapan menghadapi tsunami, Pra,saat terjadi Tsunami dan Pasca Tsunami

- Persiapan menghadapi tsunami

  • Jika anda berada di wilayah bahaya. Dapatkan informasi dari posko dan satgas terdekat. Ingat, mereka yang tinggal di radius +/- dari laut daripada datran kurang dari 15 meter dari permukaan laut berarti rawan bahaya.
  • Pilih tempat aman untuk lari dan berlindung.
  • Beri latihan kepada anggota keluarga untuk dapat waspada terhadap tanda-tanda peringatan tsunami dan yang berkaitan dengan tsunami.
  • Kumpulkan peralatan darurat
  • simpan air minum yang cukup untuk beberapa hari.
  • Pastikan bahwa anggota keluarga dapat berkomunikasi satu dengn yang lainnya disaat terpisah, akan lebih baik jika mempunyai sanak saudara di daerah lainnya dan dapat saling berkomunikasi.
  • Segera datangi posko penanganan bencana untuk memebekali diri, dan untuk mendapatkan informasi tentang tsunami, lalu bagi lah informasi tersebut kepada anggota keluarga anda yang lain.
-     Menjelang terjadinya tsunami (Pra)
  • Jangan panik
  • Pukul kentongan (atau alat lain yang sekiranya berfungsi untuk memberitahu warga) 
  • Laporkan kepada pihak yang berwenang.
  • Segera ajak keluarga, sodara, sanak famili, dan teman-teman utnuk segera menyelamatkan diri meninggalkan rumah, pantai atau daerah di sekitar menuju daerah yang lebih tinggi, karena tsunami akan segera datang tiba-tiba.
  • Bawa peralatan darurat seperti : senter, radio, peralatan P3K, makanan, air, obat-obatan dan uang.
  • Jangan terburu-buru untuk kembali ke pantai.
  • Jika anda berada di tengah laut atau sedang berlayar, arahkan perahu ke perairan yang dalam , jangan kembali sampai kondisi benar-benar aman.
  • Jika anda berada di sungai, segera untuk menjauhi sungai tersebut.
-     Saat terjadi tsunami 
  • Ketika air datang, selamatkanlah diri anda, jangan hiraukan barang-barang anda, segera lari menuju daerah yang lebih tinggi.
  • Ketika anda terjebak dalam rumah atau bangunan, raih benda yang bisa mengapung sebisanya.
  • Jika terseret tsunami, raihlah benda yang bisa mengapung, atau batang pohon yang kokoh yang bisa dijadikan rakit dan panjat setinggi mungkin.
-      Pasca tsunami
  • Menjauhi bangunan rusak atau pohon yang miring mengantisipasi kemungkinan untuk roboh.
  • Menjauhi kabel dan instalasi lainnya.
  • Memeriksa diri sendiri, kemudian orang lain yang berada di dekat anda, seperti anak-anak, orang sakit, wanita hamil, lansia dan orang yang mempunyai cacat fisik.
  • Mencari dan mengecek saudara dan sanak famili.
  • Memeriksa rumah anda, menutup saluran gas listrik.
  • Jangan meminum air dari sumur yang terbuka, karena telah terkontaminasi.
  • Bersama masyarakat bergotong royong mendirikan tenda darurat, mengubur jenazah dan mengumpulkan benda-benda yang masih bermanfaat.
  • Mendatangi posko-posko bantuan untuk mendapatkan bantuan.
  • Cari dan ikuti rencana evakuasi dan prosedurnya.
  • Ikuti informasi terkini terkait dengan bencana.
  • Menghindari memasuki wilayah yang rusak kecuali sudah dinyatakan aman.
  • Selama berada di pengungsian untuk memanfaatkan waktu secara produktif.



Definisi Homonim, Homofon, dan Homograf

Pengertian dan Contoh Kalimat Homonim, Homofon, dan Homograf

Bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa yag memiliki keberagaman kata yang menjadikannya unik dan menarik untuk dipelajari, diataranya seperti variasi kata seperti, homonim, homofon, dan homograf. Pada artikel ini akan membahas tentang pengertian dan beberapa contoh kata  homonim, homofon, dan homograf. 

Homonim

Homonim adalah kata yang sama lafal dan ejaannya, tetapi berbeda maknanya karena berasal dari sumber yang berbeda. Ketika ada suatu kata yang memiliki bentuk ejaan atau tulisan yang sama dan cara membaca yang sama maka kata tersebut merupakan kata berhomonim. Kata yang berhomonim memiliki makna yang bergantung pada konteks kalimat yang mengikutinya. Oleh sebab itu, makna dari sebuah kata belum dapat diputuskan apakah termasuk kata berhomonim tanpa melihatnya ke dalam bentuk kalimat.

Contoh pasangan kata yang berhomonim:

a.       Bisa     : racun ular
Bisa     : dapat
b.      Rapat   : pertemuan
Rapat   : tertutup benar-benar hingga tidak bercelah
c.       Tahu    : nama makanan
Tahu    : mengerti
Contoh kalimat yang berhomonim:
a.       Berhati-hatilah dengan setetes bisa ular Kobra karena bisa menyebabkan kematian.
b.      Andi tidak pernah tahu kalau adiknya tidak suka makan tahu goreng.
c.       Rapat anggota dewan diadakan di dalam ruangan yang tertutup rapat.

Homofon

Homofon adalah kata yang sama lafalnya dengan kata lain tetapi beda ejaan dan maknanya. Dengan kata lain, kata – kata yang berhomofon memiliki pelafalan atau bunyi yang sama dalam ejaannya meski memiliki tulisan dan arti yang berbeda. Berbeda dengan homonim, kata-kata yang berhomofon bisa diidentifikasi maknanya dengan melihat bentuk tulisannya. Akan tetapi, jika berbentuk lisan maka harus mendengarkannya dalam sebuah kalimat utuh. 
Misalnya ketika mendengar kata bank, ada dua makna yang memungkinkan, yaitu apakah itu sebuah tempat atau panggilan untuk kakak laki-laki. Oleh sebab itu, kita harus mendengarnya dalam bentuk kalimat yang utuh.

Terlihat pada contoh kalimat yang berhomofon di bawah ini,
Aku bertemu Bang Andi di terminal kemarin.
Aku pergi ke Bank BRI kemarin. 

Ketika kita mendengar kata bang pada kalimat pertama, maka maknanya adalah panggilan untuk kakak laki-laki atau laki-laki yang lebih tua. Jika kita mendengar kalimat kedua, maka maknanya adalah tempat penyimpanan uang.

Contoh kata-kata yang termasuk homofon:

a.       Sangsi  : ragu-ragu
Sanksi  : hukuman
b.      Bank    : sebuah tempat
Bang    : panggilan untuk kakak laki-laki
c.       Tang    : alat untuk menjepit
Tank    : mobil baja

Homograf

Homograf adalah kata  yang sama ejaan atau penulisannya tertapi beda pelafalan dan maknanya. Akan tetapi kita tidak bisa mengidentifikasi makna kata-kata yang berhomograf jika kita tidak mendengar atau membacanya dalam sebuah kalimat utuh. Misalnya pada contoh kalimat dibawah ini :
  1. Anak yang sakit mental itu tersambar sepeda motor dan mental sejauh 3 meter.
  2. Setelah apel pagi kami memakan buah apel.
Homograf merupakan kebalikan dari homofon. Oleh karena itu, kita harus mendengar atau membacanya dalam sebuah kalimat utuh agar kita  bisa mengidentifikasi makna kata-kata yang berhomograf.

Contoh kata-kata yang termasuk homograf:

  1. Apel (lafal e seperti pada teh)             : upacara
Apel (lafal e seperti pada teman)        : nama buah
  1. Mental (lafal e seperti pada teh)         : hal yang berkaitan dengan watak/batin
Mental (lafal e seperti pada teman)     : terpelanting/terpental
  1. Memerah (lafal e seperti pada teh)      : berubah menjadi merah
Memerah (lafal e seperti pada teman) : memeras supaya mengeluarkan air (memeras susu)

Beberapa Point yang harus diingat dari pembahasan ini adalah homonim memiliki tulisan dan pelafalan yang sama tetapi berbeda, homofon memiliki pelafalan yang sama tetapi makna dan tulisan berbeda. Sedangkan, homograf memiliki tulisan yang sama tetapi makna dan pelafalan berbeda.



Tuesday, February 16, 2016

Apa yang kita lakukan ketika terjadi gempa

A. Sebelum terjadi gempa

  • Pastikan anda mengetahui akses yang paling aman untuk menyelamatkan diri keluar rumah jika terjadi gempa
  • Tentukan titik kumpul yang aman untuk anda dan keluarga anda
  • Periksa kondisi fisik rumah 
  • Letakkan barang yang berat di  bagian bawah
  • Segera perbaiki kabel-kabel yang rusak
B. Saat terjadi gempa

  • Selamatkan diri anda sendiri bukan barang-barang anda
  • Lari secepat mungkin keluar rumah atau ruangan
  • Cari tanah lapang atau tanah luas
  • Jika tidak memungkinkan untuk melarikan diri keluar rumah atau ruangan, cari meja atau benda kuat lainnya untuk berlindung 
  • Jauhi jendela kaca, kompor atau peralatan lainnya yang mungkin akan jatuh
  • Jika anda berada di luar ruangan, jauhi bangunan tinggi, pohon besar dan kabel listrik.
  • Jika anda berada di perbukitan atau pegunungan, waspada dengan batu besar dan tanah longsor
  • Jika anda berada di pantai, segera melarikan diri ke daerah perbukitan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya tsunami
  • Waspada dengan adanya gempa susulan
  • Berdoa, mohon perlindungan kepada Tuhan Yang Maha Esa

C. Setelah terjadi gempa bumi 

  • Jauhi bangunan runtuh, rusak atau pohon yang miring
  • Jauhi kabel atau instalasi listrik lainnya
  • Periksa dan selamatkan diri sendiri, kemudian tolong orang terdekat yang memerlukan bantuan
  • Hubungi dan cek keadaan sanak keluarga
  • Hubungi pihak-pihak yang dapat memberikan pertolongan

cek videonya :


Mitigasi Bencana Gempa Bumi

A. Mengurangi Risiko Gempa Bumi

1. Memetakan gempa bumi

Pemetaan gempa bumi bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama adalah dengan memetakan sumber atau pusat grmpa dengan skala dan kedalaman tertentu. Kedua adalah dengan memetakan efeknya atau informasi mengenai dampaknya.

2. Monitoring gempa bumi

Jika kita dapat meramalkan datangnya gempa bumi, maka bencana tentunya tidak akan terjadi. Namun teknik untuk meramal gempa bumi sampai sekarang belum ada yang bisa dipertahankan secara ilmiah, sehingga kita perlu mempersiapkan diri, lingkungan dan bangunan yang tahan terhadap gempa bumi.

Bencana gempa bumi yang disebabkan oleh letusan gunung berapi umumnya dapat ditanggulangi secara dini, karena gejala letusan bisa diamati, mulai dari arah letusan, arah aliran magma sampai pada daerah yang akan mengalami bencana dapat diperkirakan.

Beberapa upaya dalam kaitannya dengan monitoring antara lain adalah :

a. pemasangan alat pemantau gempa secara terus menerus

b. monitoring pergeseran tanah

c. membangun sistem peringatan dini

d. membuat mikrozonasi detail daerah rawan bencana gempa untuk evaluasi tata ruang kawasan yang aman untuk pembangunan berkelanjutan.

e. membuat suatu sistem tanggap darurat untuk mengambil tindakan yang tepat setelah terjadi bencana.

3. Memperkirakan gempa

Berbagai teknologi sudah dicoba oleh para ahli gempa untuk mencoba memprediksi atau meramal terjadinya gempa, namun ketepatan waktu masih jauh dari harapan.

Gempa bumi dengan demikian masih tetap menjadi rahasia Tuhan, dan merupakan bukti bahwa betapa pun kemajuan ilmu pengetahuan manusia hingga saat ini masih tidak mampu menafsirkan dan memprediksi terjadinya gempa bumi secara tepat. Karena prediksi gempa bumi belum sempurna, maka lebih tepat digunakan perkiraan/ramalan yang mencakup luasan daerah, kisaran waktu maupun kisaran skala sebagai penanggulangan bencana ataupun analisa risiko gempa bumi.

4. Penerangan tentang gempa

Makin besar kesiagaan masyarakat atas bencana yang mengancam, maka makin kecil resiko yang dihadapi. Sarana yang paling efektif yakni melalui pendidikan formal maupun non formal, termasuk melalui program monitoring di sekolah dan juga program monitoring di daerah aktif gempa. Sangat diperlukan komunikasi yang baik antara dua belah pihak.

B. Mengatasi gempa bumi

1. Mengenal daerah rawan gempa

Indonesia merupakan bagian dunia yang mempunyai kondisi tektonik yang sangat aktif. Tektonik di Indonesia dibagi menjadi 2 bagian, yaitu di bagian barat diwakili oleh adanya tumbukkan lempeng indo-australia dan lempeng eurasia, sementara di bagian timur Indonesia terbentuk akibat tumbukkan lempeng australia, pasifik dan eurasia.  Kondisi tektonik yang aktif di Indonesia menyebabkan tingkat kegempaannya juga tinggi.

2. Mengamati perilaku hewan

Selama berabad-abad, banyak orang yang percaya bahwa hewan dapat memprediksi gempa bumi, burung dalam sangkar yang gelisah, kucing yang gugup untuk bersembunyi. Namun belum ada ilmu yang menerangkan bahwa ada kaitan antara perilaku hewan dengan gempa bumi.

Definisi Gempa Bumi

1. Pengertian istilah gempa  

Istilah untuk gempa bumi beragam, tergantung dari penyebabnya, seperti gempa vulkanik, gempa tektonik, gempa runtuhan, gempa imbasan dan gempa buatan. gempa vulkanik disebabkan oleh desakan magma ke permukaan, gempa tektonik disebabkan oleh pergeseran atau tumbukkan dari lempeng bumi, gempa runtuhan banyak terjadi di pegunungan yang runtuh, gempa imbasan biasanya terjadi di sekitar dam karena fluktuasi air dam, dan gempa buatan adalah gempa yang dibuat oleh manusia seperti ledakan nuklir atau ledakan untuk mencari bahan mineral.

2. Teori tentang gempa bumi

Lapisan kulit bumi dengan ketebalan 100 km mempunyai temperatur relatif jauh lebih rendah dibanding dengan lapisan dalamnya (mantel dan inti bumi) sehingga terjadi aliran konveksi dimana massa dengan temperatur tinggi mengalir ke daerah temperatur rendah atau sebaliknya. 

Teori aliran konveksi ini sudah lama berkembang untuk menerangkan pergeseran lempeng  tektonik yang menjadi penyebab utama terjadinya gempa bumi tektonik atau lebih dikenal dengan gempa bumi.



karena bentuk lempeng tektonik tidak rata, sering terjadi gesekan dalam pergerakan ini. energi yang disebabkan oleh gesekan ini sebagian besar lepas dalam bentuk panas ke dalam bumi, dan sebagian kecil saja yang terasa oleh kita sebagai goncangan atau dikenal sebagai energi seismik. selain terjadi pergesekan lempeng, bisa juga terjadi perekahan di dalam lempeng itu sendiri.

 Jika ada gaya yang bekerja yang cukup besar, maka lempeng kerak bumi akan retak dan menyebabkan goncangan. goncangan tersebut akan menyebabkan timbulnya patahan pada permukaan bumi.

3. Istilah yang berkaitan dengan gempa bumi

a. skala magnitude/kekuatan. skala magnitude dihitung berdasarkan energi yang dilepaskan oleh gempa, caranya dengan menghitung secara matematis dari hasil pengukuran seismograf (alat pencatat getaran bumi)

b. skala intensitas diturunkan dari getaran yang terasa di permukaan bumi, misalnya dari akibat gempa itu sendiri terhadap manusia dan alam sekitarnya.





Monday, February 15, 2016

Resiliensi Korban Erupsi Merapi

Indonesia merupakan negara dengan intensitas bencana yang cukup tinggi menyebabkan di beberapa wilayah di indonesia sering terjadi bencana, seperti banjir, gempa bumi, tsunami, angin puting beliung, gunung meletus, tanah longsor dan kebakaran hutan. Berbagai bencana yang terjadi di indonesia ada yang tergolong sebagai bencana lokal, nasional, bahkan internasional. Seperti bencana gempa bumi yang disusul tsunami tahun 2004 di Nanggroe aceh darussalam yang merupakan bencana internasional karena cakupan bencana ini  menimpa sebagian besar negara di dunia. Banyak faktor yang menyebabkan negara tercinta kita ini sering dilanda bencana alam, salah satunya adalah letak indonesia yang diapit dua benua, australia dan asia, curah hujan, dan juga karena indonesia berada di jalur gunung berapi aktif dunia atau ring of fire.



Indonesia merupakan  negara dengan gunung api terbanyak di dunia, lempeng eurasia, lempeng pasifik dan lempeng indo-australia yang aktif yang menyebabkan munculnya gunung berapi di indonesia. Sebagai contoh gunung berapi yang berada di pulau jawa, di pulau jawa terdapat beberapa gunung berapi yang masih aktif salah satunya adalah gunung Merapi yang berada di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah ini.


Gunung Merapi merupakan salah satu gunung berapi teraktif di indonesia, gunung ini terakhir meletus pada 5 nopember 2010, bumbungan debu yang dilontarkan Merapi pada saat erupsi ini setinggi 1000 meter diatas puncak. Erupsi Merapi sering kali memakan korban, seperti yang terjadi pada tanggal 26 oktober 2010 sebanyak 275 orang meninggal dan rawat inap sebanyak 576 orang pada peristiwa ini. Selain dampak korban jiwa, letusan Merapi juga mengakibatkan kerugian dan kerusakan di bidang ekonomi mencapai Rp 2.141.437.930.000. Pada erupsi 26 oktober 2010 salah satu daerah yang mengalami dampak paling parah adalah dusun Kinahrejo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Dusun ini berada di lereng Merapi bagian selatan, daerah yang menjadi jalur dari luncuran awan panas atau wedhus gembel semburan dari erupsi Merapi. Dusun ini merupakan tempat dimana Mbah Maridjan tinggal, beliau adalah tokoh masyarakat di dusun Kinahrejo sekaligus sebagai juru kunci Merapi.



Kondisi masyarakat sebelum terjadinya erupsi Merapi tahun 2010 yaitu masyarakat yang hidup berdampingan dengan alam disekitarnya, mata pencaharian warga sehari-hari salah satunya adalah mengolah hasil bumi dan memelihara hewan ternak. Dengan kesuburan tanah dan hasil bumi yang melimpah, hal ini mampu menopang kehidupan mereka menjadi sebuah desa atau dusun yang mandiri dan sejahtera. Pada saat Merapi erupsi tahun 2010 dusun kinahrejo yang notabene merupakan desa terdekat dengan puncak merapi luluh lantak diterjang awan panas akibat erupsi ini, tak ayal peristiwa ini mengakibatkan dusun kinahrejo mengalami kerugian besar, baik itu materiil maupun non materiil. Setelah erupsi merapi meluluh lantahkan dusun kinahrejo, warga kehilangan sanak saudara, tempat tinggal, ladang, hewan ternak mereka serta harta benda lainnya yang berharga. Hal ini menuntut masyarakat untuk bangkit lagi mulai dari nol.

Pasca erupsi merapi oktober 2010, masyarakat kinahrejo direlokasi ke pengungsian Al-Qodir, lalu warga direlokasikan di Shelter di Desa Pangukrejo. Setelah kurang lebih setahun di hunian sementara warga lalu dipindahkan ke Dusun Karangkendal kelurahan Umbulharjo, Cangkringan Sleman Yogyakarta dengan terlebih dahulu membeli tanah secara swadaya dan dibangun sebuah hunian yang berjumlah 81 rumah dengan bantuan Pemprov DIY. 


Ring of Fire Volcanoes


The ring of fire is an area in the basin of the pacific osean where a large number of earthquakes and volcanic eruptions occur. in a 40.000km horseshoe shape, it is associated with a nearly continous series of oceanic trenches, volcanic arcs, and volcanic belts and or plate movement. It has 452 volcanoes and is home to over 75% of the worlds active and dormant volcanoes. The ring of fire is sometimes called the circum-pasific belt. About 90% of the worlds earthquakes and 81% of the worlds largest earthquakes occur along the ring of fire. The next most seismically active region (5-6% of earthquakes and 17% of the worlds largest earthquakes) is the alpide belt, which extends from Java to the northern atlantic ocean via the himalayas and southern europe.




The most dangerous and active volcanos in the world : 
 10. Mauna Loa - Hawaii
 Mauna loa is the biggest shield volcano, with its peak about 120ft.


9. Taal Volcano - Philipines
Taal volcanos is complex volcanos, locaated in luzon islands


8. Ulawun - Papua New Guinea


7. Nyiragongo - Democratic Republic of Congo


6. Merapi - Central Java Indonesia


5. Galeras - Colombia


4. Sakurajima - Japan 


3. Popocatepetl - Mexico


2. Vesuvius - Italy


1. Yellowstone Caldera - USA






















By wikipedia.