1. Memetakan gempa bumi
Pemetaan gempa bumi bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama adalah dengan memetakan sumber atau pusat grmpa dengan skala dan kedalaman tertentu. Kedua adalah dengan memetakan efeknya atau informasi mengenai dampaknya.
2. Monitoring gempa bumi
Jika kita dapat meramalkan datangnya gempa bumi, maka bencana tentunya tidak akan terjadi. Namun teknik untuk meramal gempa bumi sampai sekarang belum ada yang bisa dipertahankan secara ilmiah, sehingga kita perlu mempersiapkan diri, lingkungan dan bangunan yang tahan terhadap gempa bumi.
Bencana gempa bumi yang disebabkan oleh letusan gunung berapi umumnya dapat ditanggulangi secara dini, karena gejala letusan bisa diamati, mulai dari arah letusan, arah aliran magma sampai pada daerah yang akan mengalami bencana dapat diperkirakan.
Beberapa upaya dalam kaitannya dengan monitoring antara lain adalah :
a. pemasangan alat pemantau gempa secara terus menerus
b. monitoring pergeseran tanah
c. membangun sistem peringatan dini
d. membuat mikrozonasi detail daerah rawan bencana gempa untuk evaluasi tata ruang kawasan yang aman untuk pembangunan berkelanjutan.
e. membuat suatu sistem tanggap darurat untuk mengambil tindakan yang tepat setelah terjadi bencana.
3. Memperkirakan gempa
Berbagai teknologi sudah dicoba oleh para ahli gempa untuk mencoba memprediksi atau meramal terjadinya gempa, namun ketepatan waktu masih jauh dari harapan.
Gempa bumi dengan demikian masih tetap menjadi rahasia Tuhan, dan merupakan bukti bahwa betapa pun kemajuan ilmu pengetahuan manusia hingga saat ini masih tidak mampu menafsirkan dan memprediksi terjadinya gempa bumi secara tepat. Karena prediksi gempa bumi belum sempurna, maka lebih tepat digunakan perkiraan/ramalan yang mencakup luasan daerah, kisaran waktu maupun kisaran skala sebagai penanggulangan bencana ataupun analisa risiko gempa bumi.
4. Penerangan tentang gempa
Makin besar kesiagaan masyarakat atas bencana yang mengancam, maka makin kecil resiko yang dihadapi. Sarana yang paling efektif yakni melalui pendidikan formal maupun non formal, termasuk melalui program monitoring di sekolah dan juga program monitoring di daerah aktif gempa. Sangat diperlukan komunikasi yang baik antara dua belah pihak.
B. Mengatasi gempa bumi
1. Mengenal daerah rawan gempa
Indonesia merupakan bagian dunia yang mempunyai kondisi tektonik yang sangat aktif. Tektonik di Indonesia dibagi menjadi 2 bagian, yaitu di bagian barat diwakili oleh adanya tumbukkan lempeng indo-australia dan lempeng eurasia, sementara di bagian timur Indonesia terbentuk akibat tumbukkan lempeng australia, pasifik dan eurasia. Kondisi tektonik yang aktif di Indonesia menyebabkan tingkat kegempaannya juga tinggi.
2. Mengamati perilaku hewan
Selama berabad-abad, banyak orang yang percaya bahwa hewan dapat memprediksi gempa bumi, burung dalam sangkar yang gelisah, kucing yang gugup untuk bersembunyi. Namun belum ada ilmu yang menerangkan bahwa ada kaitan antara perilaku hewan dengan gempa bumi.
No comments:
Post a Comment